Jumat, 04 Februari 2011

Berkunjung ke negara Khmer Merah, Part 1

Sekedar pengen cerita aja pengalaman traveling waktu ke Kamboja tepatnya ke Phnom Penh tahun lalu. Sebetulnya kalau dibilang apa sih yg menarik dari ibu kota negara Kamboja ini? kalau dibandingkan dengan Siem Riep yang punya Angkor Wat, nggak ada yang 'bisa' dilihat. Tapi kalau yg senang dengan sejarah dan kuat secara 'mental' bolehlah datang ke ibu kota negara ini.

Nggak ada penerbangan langsung dari Jakarta ke Phnom Penh, jadi harus transit di Singapore dulu atau Malaysia. Waktu itu saya naik AA dari Jakarta ke KL dulu, nginap 1 malam di KL, besok paginya baru menuju Phnom Penh naik AA juga. Oh ya sebelum lupa, untuk warga negara Indonesia yang mau berkunjung ke negara ini bisa mengurus visa on arrival begitu sampai di bandara sana dengan biaya sebesar US$ 20, siapkan juga pas photo 4x6.  

Sebelum pergi ke sana, kami (suami saya tepatnya) sudah browsing hotel dan restauran halal. Kami tinggal di hotel Holiday Villa, kamarnya besar dan bersih, sarapan-nya lumayan lah. Untuk restauran halal ada restauran Indonesia namanya Warung Bali, tempatnya nggak jauh dari Royal Palace/Istana Kerajaan, ada juga restaurant Melayu yg dikelola oleh orang Malaysia, Restaurant India yg nasi briyani enak bangettt :)), kalau mau junk food, KFC di sana juga halal.

Suasana di kota ini jangan dibandingkan dengan Jakarta, negara ini betul-betul sedang membangun, yang namanya gedung tinggi, fly over atau pun jalan tol itu gak ada. Jalan di sana seperti jalan yg di pinggiran, lalu lintas juga betul2 semrawut :)).

Hari pertama di sana gak ke mana2, karena kami sampai di sana sudah menjelang sore, cuaca di sana panas & kering, malam-nya kami makan di Warung Bali. Besok paginya setelah sarapan kami sudah dijemput oleh orang travel/guide yg memang sudah kami booking lewat internet, saya rekomen booking lewat Asia Go, cukup murah tour-nya dan service-nya juga ok. Yang pertama kami kunjungi adalah Penjara Tuol Sleng (S21), penjara ini tadinya sekolah yg pada masa rezim Khmer Merah dijadikan penjara dan tempat penyiksaan. Begitu masuk tempat ini sepi banget, penjara ini ada di lingkungan pemukiman penduduk. Di bagian luar ada papan yg isinya peraturan2 yang harus ditaati oleh penghuni penjara, peraturan-nya bikin saya geleng2 kepala, sumpah yg bikin peraturan bukan manusia kayaknya, kalaupun manusia gak punya hati nurani.

Kalau sudah masuk penjara ini, jangan berharap bisa selamat, begitu para tahanan itu masuk, mereka diphoto sebagai kelengkapan administrasi kali ya. Melihat setiap ruangan di penjara itu terus terang merinding dan sedih membayangkan penyiksaan anak2 buah-nya Pol Pot, cuma bisa mengusap dada, sesama bangsa-nya sendiri bisa berbuat kejam...





Bersambung......



Tidak ada komentar:

Posting Komentar